Pada tanggal 27 Desember tepatnya gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di luncurkan. Oleh karena itu penulis mengangkat tulisan ini. Sebetulnya gerakan atau program ini sebelumnya sudah di gembor gemborkan sebelum gerakan ini resmi di luncurkan, saya sebagai penulis yang juga merupakan seorang pendidik menyambut baik gerakan yang sudah di luncurkan ini dan pada kesempatan ini penulis akan sedikit membahas tentang 'Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat".
Definisi
Tujuh
Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah pembiasaan harian yang ditujukan untuk
membentuk delapan karakter utama bangsa (religius, bermoral, sehat, cerdas,
kerja keras, disiplin, mandiri, bermanfaat). Tujuh kebiasaan tersebut
adalah:
Apa
saja 7 kebiasaan baik?
- Bangun
pagi: Melatih kedisiplinan dan keseimbangan jiwa.
- Beribadah:
Memperkuat hubungan spiritual dan nilai etika.
- Berolahraga:
Mendukung kesehatan fisik dan mental.
- Makan
sehat dan bergizi: Membangun pola makan untuk tumbuh optimal.
- Gemar
belajar: Menumbuhkan kreativitas, pengetahuan, dan empati.
- Bermasyarakat:
Mengajarkan gotong royong, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
- Tidur
cepat: Mendukung kesehatan dan produktivitas.
Implementasi di sekolah
- Bangun
pagi: Guru memberi teladan datang tepat waktu atau bahkan bisa lebih awal,
menyambut siswa dengan semangat.
- Beribadah:
Pembiasaan doa bersama sebelum belajar, kegiatan keagamaan rutin.
- Berolahraga:
Senam pagi atau olahraga bersama mingguan.
- Makan
sehat: Edukasi tentang gizi, menyediakan kantin sehat.
- Gemar
belajar: Menggunakan Variasi metode pembelajaran yang menarik, seperti
kuis berbasis digital atau proyek kolaboratif. Menumbuhkan motivasi
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
- Bermasyarakat:
Kegiatan sosial berbagi dengan masyarakat sekitar atau dapat juga
melakukan kunjungan ke sekolah lain.
- Tidur
cepat: Memberikan edukasi tentang pentingnya tidur kepada siswa dan orang
tua.
Implementasi
di rumah
- Orang
tua menjadi teladan dalam menerapkan kebiasaan.
- Memberikan
apresiasi atas pencapaian anak dalam menjalankan kebiasaan baik.
- Membatasi
waktu penggunaan gadget, menyediakan makanan sehat, dan membangun
rutinitas tidur yang konsisten.
Implementasi
di Kabupaten Pangandaran
Sebagai daerah wisata pantai:
- Konteks
lokal: Mendorong kebiasaan bermasyarakat melalui kegiatan lingkungan
seperti pembersihan pantai.
- Kolaborasi:
Kerja sama dengan pelaku pariwisata untuk melibatkan siswa dalam kegiatan
sosial atau edukasi lingkungan.
- Integrasi
budaya lokal: Menghubungkan kebiasaan dengan tradisi daerah.
Banyak
sekali kegiatan kegiatan yang di laksanakan oleh pemerintah kabupaten
pangandaran berkolaborasi dengan dinas pendidikan kabupaten pangandaran yang
sejalan dengan program tersebut yang penulis ketahui seperti :
·
Pangandaran mengaji (ustad masuk sekolah) yang
merupakan turunan dari indonesia mengaji.
·
Kegiatan jalan santai yang kemudian di
lanjutkan membersihkan area pantai yang melibatkan anak-anak sekolah
Dua kegiatan tersebut adalah sebagian program
yang sudah di jalankan.
Keterkaitan dengan konsep pendidikan lain
- Filosofi
Ki Hajar Dewantara : Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang
berlandaskan konsep “Ing Ngarsa Sung Tuladha” (memberi
teladan di depan), “Ing Madya Mangun Karsa” (membangkitkan
semangat di tengah), dan “Tut Wuri Handayani” (memberikan
dorongan di belakang), sangat relevan dengan penerapan tujuh kebiasaan
anak Indonesia hebat. Filosofi ini menekankan pendidikan yang berpusat
pada pengembangan karakter, kemandirian, dan potensi individu, sejalan
dengan tujuan dari tujuh kebiasaan tersebut.
- Disiplin
positif: Meningkatkan motivasi anak dengan pendekatan apresiatif, dengan
konsep disiplin positif, yaitu pendekatan pengelolaan perilaku yang
berfokus pada membangun hubungan yang saling menghormati, memberikan
pembelajaran, dan membangun kemandirian siswa.
- Keyakinan kelas: Membangun lingkungan belajar yang mendukung kebiasaan baik. 7 kebiasaan tersebut dapat di buat keyakinan kelas sebagai contoh diantaranya:
- "Kami selalu menghargai waktu dengan datang tepat waktu dan siap memulai hari dengan semangat.";
- "Kami menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan menghormati kepercayaan setiap individu.";
- "Kami peduli pada kesehatan dengan rutin bergerak dan menjaga tubuh tetap bugar.";
- "Kami menjaga kesehatan dengan memilih makanan bergizi untuk mendukung belajar dan aktivitas.";
- "Kami belajar dengan semangat, saling mendukung, dan berbagi pengetahuan dengan teman.";
- "Kami saling menghormati, bekerja sama, dan membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.";
- "Kami menghargai pentingnya istirahat untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran."
- Pendidikan sosial-emosional: Tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat memiliki hubungan erat dengan tujuan Pendidikan Sosial dan Emosional (PSE), yang bertujuan membangun keterampilan siswa dalam mengelola emosi, menjalin hubungan positif, membuat keputusan yang bertanggung jawab, dan mengembangkan kesadaran sosial.
Tantangan
dan Solusi
Tantangan
- Kurangnya
kesadaran orang tua atau guru.
- Pengaruh
teknologi dan media sosial.
- Kesulitan
akses fasilitas di daerah tertentu.
- Tingkat
ekonami masyarakat yang bervariasi
Solusi
- Sosialisasi
program melalui media dan komunitas.
- Pelatihan
bagi pendidik dan orang tua.
- Fasilitasi
kegiatan berbasis komunitas.
Kesimpulan
Tujuh
kebiasaan baik ini bertujuan membentuk karakter unggul melalui keterlibatan
sekolah, rumah, dan masyarakat. Dengan penerapan yang konsisten dan
kolaboratif, kebiasaan ini diharapkan dapat terinternalisasi menjadi budaya
positif anak Indonesi.